
Siapa tak kenal Dimsum?
Dimsum merupakan makanan tradisional China, ukurannya kecil karena dimsum pada mulanya hanya camilan untuk menemani minum teh saja. Dimsum merupakan olahan daging yang dicampur dengan tepung kemudian dibungkus dengan kulit pangsit yang lembut. Dimsum kemudian dikukus hingga matang dan siap disantap sebagai camilan sehat yang cukup digemari di Indonesia.
Sebuah peluang bisnis yang kembali dilirik oleh Bapas Surabaya. Bekerjasama dengan POKMAS LIPAS (Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan) Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jawa Timur dan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Timur, Bapas Surabaya melatih 20 kliennya membuat camilan Dimsum sebagai bekal bagi klien untuk berwirausaha.
Kegiatan yang dikemas dalam bimbingan kelompok ini, diselenggarakan di Aula Bapas Surabaya, Kamis (16/12). “Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal keterampilan untuk berwirausaha sehingga mampu menambah nilai ekonomi keluarga dan bertahan hidup ditengah masyarakat, dalam situasi COVID ini,” ujar Kabapas Surabaya, Arif Rahman membuka acara.
Ketua GNAN MUI Gus Hans, juga berkesempatan memberikan memberikan motivasi pada peserta pelatihan. “Kepada Bapak dan Ibu yang hadir pagi ini, harus ditanamkan filosofi kaca spion, bentuknya pasti lebih kecil daripada kaca depan, bahwa perlu kita melihat kebelakang untuk melangkah kedepan agar tidak terulang kembali masa lalu yg tidak baik,” katanya. “Perlunya ditanamkan dalam diri, spiritual question, kecerdasan beragama untuk mencapai hidup yg tenang dan selalu bersyukur,” tambahnya
Leo (34), klien asal Mojokerto mengaku senang mengikuti pelatihan ini. “Senang dapat ilmu baru, siapa tahu ada rejeki saya didimsum,”ucapnya sambil terus mengaduk adonan isian dimsum.
Bunda Lilik dari FPPI menambahkan bahwa selain memberikan pelatihan, FPPI juga akan terus memberikan pendampingan bagi klien yang berminat untuk berwirausaha dan akan mengusahakan permodalan bagi mereka yang benar-benar berminat usaha.