December 20, 2021

Sepuluh Satker Jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim Raih Predikat WBK/ WBBM 2021

Prestasi di bidang reformasi birokrasi kembali diraih jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim. Tahun ini, korps baju biru langit itu mengantarkan sepuluh satker meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/ WBBM). Sehingga, sejak mengikuti kontestasi sejak 2018, saat ini sudah ada 20 dari 64 satker yang meraih predikat bergengsi di bidang reformasi birokrasi itu.

Dari kesepuluh satker itu delapan diantaranya meraih predikat WBK. Yaitu Lapas I Surabaya, Bapas I Surabaya, Bapas I Malang dan Lapas IIB Pasuruan. Juga Lapas IIB Mojokerto, Kanim II Non TPI Ponorogo, Rupbasan I Surabaya dan Rupbasan II Probolinggo. Sedangkan dua satker lainnya yaitu Kantor Wilayah Jawa Timur dan Kanim I TPI Tanjung Perak berhasil meraih predikat WBBM. “Alhamdulillah, selain sebagai pembina, Kanwil Kemenkumham Jatim juga sukses sebagai pelaksana dan meraih predikat WBBM,” ujar Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono usai mengikuti acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju WBK/ WBBM 2021 oleh KemenPAN-RB hari ini (20/12).

Krismono menjelaskan, secara nasional ada 4.402 satker dari seluruh kementerian/ lembaga, instansi dan pemerintah daerah yang mengikuti kontestasi pembangunan zona integritas. Dari jumlah itu, 558 satker berhasil meraih predikat WBK/ WBBM. Untuk Kemenkumham berhasil mengantarkan 55 satker meraih predikat WBK/ WBBM. “Dari Jawa Timur ada 10 satker, ini terbanyak secara nasional,” urai Krismono.

Pria asal Yogyakarta itu menerangkan bahwa capaian ini tak lepas dari kerja keras jajarannya. Termasuk juga dukungan dari masyarakat sebagai pengguna layanan dan stakeholder terkait. “Terima kasih atas dukungan, terutama masyarakat yang merasakan langsung pelayanan yang kami berikan,” terangnya.

Perjuangan panjang untuk meraih WBK ini juga telah dilalui Bapas Surabaya.   Dimulai sejak tahun 2016, sedikit demi sedikit Bapas Surabaya melalukan perubahan dan memodernisasi diri. “Bapas Surabaya melakukan transformasi, sedikit demi sedikit memodernisasi pelayanan Bapas Surabaya, akhirnya lahirlah aplikasi Kerabat Bassura,” ujar Kabapas Surabaya, Arif Rahman.

KERABAT BASSURA merupakan inovasi Bapas Kelas I Surabaya yang diharapkan mampu mendekatkan penyedia layanan yakni Bapas Kelas I Surabaya dengan pengguna layanan (masyarakat) dan terjadinya sinergi sebagai sebuah ekosistem yang saling menguntungkan. “Fitur yang dikembangkan dalam aplikasi ini  dapat memenuhi tugas dan fungsi Bapas Kelas I Surabaya antara lain; Penyelesaian penelitian kemasyarakatan (Litmas), Pengawasan Klien dalam bentuk Pelayanan Wajib Lapor Klien Bapas Kelas I Surabaya, Pembimbingan dan Pelatihan online bagi Klien Bapas Kelas I Surabaya dan Hotline Layanan,” papar Arif.

“Kami ingin mendigitalisasi seluruh layanan Bapas Surabaya dengan Kerabat Bassura sehingga kami lebih mudah menjangkau dan dijangkau masyarakat, sesuai tagline-nya, Mengikis Jarak Mengukir Asa” terang Arif.

READ MORE

December 16, 2021

Gandeng POKMAS LIPAS, Bapas Surabaya Latih Klien Buat Camilan Sehat

Siapa tak kenal Dimsum?

Dimsum merupakan makanan tradisional China, ukurannya kecil karena dimsum pada mulanya hanya camilan untuk menemani minum teh saja.  Dimsum merupakan olahan daging yang dicampur dengan tepung kemudian dibungkus dengan kulit pangsit yang lembut. Dimsum kemudian dikukus hingga matang dan siap disantap sebagai camilan sehat yang cukup digemari di Indonesia.

Sebuah peluang bisnis yang kembali dilirik oleh Bapas Surabaya. Bekerjasama dengan POKMAS LIPAS (Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan) Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jawa Timur dan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Timur, Bapas Surabaya melatih 20 kliennya membuat camilan Dimsum sebagai bekal bagi klien untuk berwirausaha.

Kegiatan yang dikemas dalam bimbingan kelompok ini, diselenggarakan di Aula Bapas Surabaya, Kamis (16/12).  “Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal keterampilan untuk berwirausaha sehingga mampu menambah nilai ekonomi keluarga dan bertahan hidup ditengah masyarakat, dalam situasi COVID ini,” ujar Kabapas Surabaya, Arif Rahman membuka acara.

Ketua GNAN MUI Gus Hans, juga berkesempatan memberikan memberikan motivasi pada peserta pelatihan. “Kepada Bapak dan Ibu yang hadir pagi ini, harus ditanamkan filosofi kaca spion, bentuknya pasti lebih kecil daripada kaca depan, bahwa perlu kita melihat kebelakang untuk melangkah kedepan agar tidak terulang kembali masa lalu yg tidak baik,” katanya.  “Perlunya ditanamkan dalam diri, spiritual question, kecerdasan beragama untuk mencapai hidup yg tenang dan selalu bersyukur,” tambahnya

Leo (34), klien asal Mojokerto mengaku senang mengikuti pelatihan ini. “Senang dapat ilmu baru, siapa tahu ada rejeki saya didimsum,”ucapnya sambil terus mengaduk adonan isian dimsum.

Bunda Lilik dari FPPI menambahkan bahwa selain memberikan pelatihan, FPPI juga akan terus memberikan pendampingan bagi klien yang berminat untuk berwirausaha dan akan mengusahakan permodalan bagi mereka yang benar-benar berminat usaha.

READ MORE